Resiko pada Bayi Prematur

Jumat, 22 Januari 2010

Bayi di sebut lahir prematur jika usia kehamilan ibu kurang dari 37 minggu, sedangkan kelahiran dianggap normal jika usia kehamilan mencapai 37-40 minggu. Dokter Spesialis Anak Bidang Perinatologi, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Rinawati Rohsiswatmo, mengatakan, bayi yang lahir pada usia kehamilan (masa gestasi) 24 minggu dianggap layak hidup..Tentunya dengan bantuan teknologi dan biaya yang sangat tinggi, tutur Rinawati. Penentuan kondisi bayi tak cukup berdasar usia kehamilan. Berat badan bayi saat lahir juga harus dipertimbangkan. Ada bayi yang lahir prematur, tetapi berat badannya sudah dua kilogram. Ini kami anggap aman, kata Rinawati.

Setiap kategori membutuhkan perawatan berbeda. Jika berat badan lebih dari dua kilogram, biasanya bayi boleh pulang asal tak ada penyakit penyulit. Berat badan ini setara dengan usia kehamilan 34 minggu, di mana bayi sudah memiliki refleks isap dan pola napas teratur.

Adapun bayi yang lahir dengan berat badan di bawah 1,8 kilogram butuh perawatan khusus dokter anak. Berat badan ini setara dengan usia kehamilan kurang dari 34 minggu. Pada kondisi ini bayi belum memiliki refleks isap dan kadang lupa bernapas.

Sebelum dipulangkan, bayi prematur harus mampu minum secara aktif. Namun, yang tak kalah penting, menurut Rinawati, kesiapan mental orangtua merawat bayi prematur. Biasanya orangtua yang memiliki bayi prematur dihinggapi kecemasan berlebih dan panik.

Pada saat dirawat di rumah, bayi prematur perlu dijaga agar tetap hangat. Pemberian air susu ibu (ASI) atau susu formula untuk bayi prematur tak boleh terlalu banyak. Menurut literatur, bayi prematur hanya bisa diberi susu 10-30 cc per kilogram berat badan per hari. Hal ini karena bayi prematur masih mengalami gangguan pada sistem penyerapan.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah menyangkut tumbuh kembang bayi. Tumbuh dalam arti pertambahan berat, panjang badan, dan lingkar kepala. Orangtua harus membimbing kemampuan motorik dan verbalnya agar perkembangan anak tidak terlambat. Orangtua juga mesti berupaya agar anak tak terkena penyakit menular dengan vaksinasi.

Risiko Bayi prematur, terutama yang lahir dengan berat badan kurang dari 1,5 kilogram, menghadapi banyak risiko. Oleh karena pembuluh darah di kepala masih rapuh, bayi akan mengalami perdarahan di kepala.

Pembuluh darah pada retina mata juga masih rapuh. Akibatnya, bayi mengalami perdarahan di retina mata. Perdarahan terjadi ketika bayi mendapat bantuan oksigen. Di satu sisi bayi butuh oksigen, tetapi di sisi lain oksigen bisa mengakibatkan perdarahan di retina. Kalau tak cepat ditangani, hal ini bisa menyebabkan kebutaan, tutur Rinawati.

Bayi juga mengalami kerusakan usus karena pembentukannya belum sempurna. Oleh karena itu, pemberian susu harus hati-hati.Risiko lain yang harus dihadapi adalah terjadinya kebocoran jantung. Menurut beberapa literatur kesehatan, beberapa bayi yang terlambat mendapat pertolongan bisa mengalami kecacatan, seperti buta, mata juling, idiot, dan cacat pada kaki.

Sumber : Kompas Cyber Media

0 komentar:

 
 
 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...